Tuesday, September 4, 2018

Cara Membeli Kura-kura

Ketika membeli kura-kura dari toko hewan peliharaan atau melalui online, ada kemungkinan kura-kura yang dibeli pada akhirnya menderita penyakit, dan membutuhkan biaya untuk pengobatannya. Kura-kura sering sangat lambat menunjukkan tanda-tanda menderita penyakit (yang membuat garansi seller bisa hilang), dan bukan hal yang mudah untuk menilai kesehatan kura-kura dari pengamatan awal. Namun, berikut adalah beberapa tanda-tanda yang dapat membantu meminimalkan anda mendapatkan kura-kura yang sakit. Meskipun bukan jaminan, paling tidak ini merupakan tanda-tanda kura-kura yang sehat.

Pastikan membeli selalu dalam kondisi pagi-siang. Hindari membeli sore/malam hari walaupun seller menggunakan lampu. Karena pagi-siang adalah masa aktif mereka. Kalau sore/malam, mereka “terpaksa” aktif karena lampu sorot.
  1. Mata biasanya hitam, jelas dan terang dan harus terbuka.
  2. Hidung harus kering, tidak boleh ada tanda gelembung udara (kaya gelembung busa sabun), nafas berbunyi atau bernafas melalui mulut (mulut menganga).
  3. Check mulut dan jika terbuka, lidah harus pink sehat dan tidak ada tanda gelembung. 
  4. Paruh harus pas, paruh atas menutupi paruh bawah. 
  5. Untuk usia 1 bulan, tempurung/Karapas harus kuat, tidak lembek seperti memegang spons cuci piring, namun plastron biasanya masih tetap lunak (kalau di tekan agak membal) di tahun pertama. 
  6. Daerah plastron seharusnya tidak berwarna merah muda.
  7. Tidak boleh ada keretakan atau kerusakan lainnya pada Tempurung/Karapas maupun Plastron.
  8. Tidak boleh ada luka atau keras benjolan pada kaki atau leher dan kepala, terutama di sekitar daerah telinga. 
  9. Daerah ekor harus bersih. Jika tidak ada kotoran (poop), tidak boleh longgar dan berair. Jangan sampai ada cacing.
  10. Pastikan kura-kura ini aktif ketika dalam lingkungan yang hangat. 
  11. Saat berjalan, Plastron harus tidak menyentuh tanah/lantai (terangkat), kaki belakang tidak diseret.
  12. Kura-kura harus berjalan ke depan dan memutar jalannya (tidak bikin pola berbentuk lingkaran).


Wednesday, September 2, 2015

Mengatasi Dehidrasi


Penulis sendiri menangani dehidrasi dengan cara :
Merendam kura-kura sebatas plastronnya, dengan cairan Pedialyte (di encerkan dengan air kemasan) dan di campur dengan jus wortel (yang tidak terlalu halus blenderannya). Lakukan 2x sehari, pagi saat jemur rendam, dan sore hari sebelum gelap sampai kura-kura terlihat lebih segar.

Kenapa harus :
Pakai Pedialyte ? karena pedialyte merupakan cairan elektrolit natrium, kalium, klorida, sitrat dan dekstrosa. Pedialyte adalah larutan atau minuman isotonik untuk bayi dan anak-anak yang dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang disebabkan oleh diare, muntah, atau diare dan muntah (muntaber). Pedialyte merupakan larutan elektrolit untuk terapi dehidrasi ringan sampai sedang pada anak dan bayi, sehingga cukup aman untuk kura-kura dehidrasi. 

Pakai jus wortel ? kebanyakan dehidrasi membuat kura-kura mogok makan, dengan mencampur wortel, diharapkan membantu si kura-ura menyerap nutrisi dan cairan melalui kloakanya. Sukur-sukur dia masih bisa minum melalui mulutnya.



Dehidrasi

Dehidrasi bukan merupakan penyakit, tetapi selain karena efek obat, yang paling sering adalah karena kesalahan perawatan. Banyak kura-kura mengalami dehidrasi akut. Kenali gejalanya, kondisi fisik dan terapinya agar bisa pulih seara cepat

Gejala Dehidrasi :

1. Berat badannya lebih ringan dari lainnya yang berukuran yang sama
2. Matanya cekung. Di beberapa kasus, bagian tengah korneanya masuk / cekung
3. Jaringan otot akan menjadi kendur.
4. Kulit sering kering dan ada semacam lapisan putihnya (seperti kulit kering)
5. Mulut cukup berbau busuk dalam kasus yang akut

Penanganan

Dehidrasi dapat merusak fungsi ginjal dengan cukup parah. Perlakuan yang tepat perlu diberikan sehingga kura-kura rehydrated dengan cepat dan efektif.

Jika tidak mau makan, dokter biasa menyarankan pemberian makan paksa (force feed), terutama jika dehidrasi telah akhirnya menyebabkan anoreksia, kerusakan penglihatan atau dalam kasus apapun ketika kura-kura sakit-sakitan tidak akan atau tidak bisa makan.

Untungnya, kura-kura cukup mudah untuk force-feed karena tidak mudah stress karena forcefeed. Cara force cukup mudah, tetapi tetap ada resiko untuk si kura-kura dan kita sebagai pelakunya. Berikut beberapa caranya :

1. Menggunakan tangan.
2. Menggunakan Suntikan.
3. Menggunakan suntikan langsung ke lambung (harus dokter hewan)

Penulis sendiri menangani dehidrasi dengan cara :

Merendam kura-kura sebatas plastronnya, dengan cairan Pedialyte (di encerkan dengan air kemasan) dan di campur dengan jus wortel (yang tidak terlalu halus blenderannya). Lakukan 2x sehari, pagi saat jemur rendam, dan sore hari sebelum gelap.

Kenapa harus :
Pakai Pedialyte ? karena pedialyte merupakan cairan elektrolit natrium, kalium, klorida, sitrat dan dekstrosa. Pedialyte adalah larutan atau minuman isotonik untuk bayi dan anak-anak yang dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang disebabkan oleh diare, muntah, atau diare dan muntah (muntaber). Pedialyte merupakan larutan elektrolit untuk terapi dehidrasi ringan – sedang pada anak dan bayi, sehingga cukup aman untuk kura-kura dehidrasi.

Pakai jus wortel ? kebanyakan dehidrasi membuat kura-kura mogok makan, dengan mencampur wortel, diharapkan membantu si kura-ura menyerap nutrisi dan cairan melalui kloakanya. Sukur-sukur dia masih bisa minum melalui mulutnya.


http://www.tortoisetrust.org/articles/nursing.html

Tuesday, September 1, 2015

Abscess (Abses)





Umumnya terjadi di telinga. Abses ini bentuknya seperti bengkak bernanah. Awalnya bisa karena luka kecil gigitan serangga atau luka kecil seperti bekas suntikan/luka alam yang terinfeksi. Abses di kura-kura tidak cukup hanya pengobatan antibiotik; harus di keluarkan nanahnya, dibuang semua benjolannya, lukanya di bersihkan dengan 1% chlorhexidine diacetate (Nolvasan). Biarkan mengering tanpa jahitan. Perawatan pasca pembersihan, sangat penting. Gunakan betadine sebagai antiseptic. Selalu cek kebersihan luka.

Selain di telinga, Abses ini bisa terjadi di :
  1. Kaki (seringnya di bekas suntikan) 
  2. Hidung 
  3. Mulut 
  4. Ekor / buntut Leher (biasanya karena gesekan dengan tempurung).

Jika Dibiarkan, Luka ini Cikal bakal ABSES














Anorexia (Mogok Makan)



Wapadalah jika Kura-kura anda mengalami mogok makan, karena hal ini bisa memicu maupun disebabkan oleh penyakit lainnya. Cari tau dahulu penyebabnya. Berikut urutan penanganannya dari yang paling mudah sampai sulit.

  1. Paling gampang, coba atur suhu dan kelembaban kandang yang pas. Jika sudah benar tetapi masih mogok makan, coba liat fisiknya. 
  2. Rutin jemur agar terpapar sinar matahari. Kura-kura butuh suhu 28C - 32C untuk mencerna makanan. Bagaimana mau makan, kalau makanan yang lama aja belum tercerna dan di buang ? 
  3. Periksa apakah ada sesuatu seperti luka di mulut atau di bagian tubuh lainnya. Karena semua yang menyebabkan rasa sakit pada kura-kura biasanya menyebabkan ia sulit / mogok makan. Jika bersih bersih dari luka, 
  4. Ada kemungkinan terserang Infeksi (karena parasite), Gangguan metabolisme, Gangguan ginjal atau hati. 

Segera bawa ke dokter jika sudah di poin 3.



Bladder Stone (Batu Kandung Kemih)




Penyesuaian Iklim mikro banyak digunakan oleh reptil dan amfibi untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang kurang menguntungkan, dan untuk mengatur keseimbangan suhu dan air dalam tubuh. Beberapa contoh terkenal pemanfaatan iklim mikro adalah masuk dalam liang/lobang yang digunakan oleh kura-kura habitat yang kering, kadal, atau perilaku kodok tertentu yang menyelimuti diri dalam lumpur selama musim kemarau. Dalam setiap kasus, hewan berusaha untuk melindungi diri dari suhu terlalu tinggi atau rendah, dan untuk mencegah hilangnya cairan tubuh secara berlebihan baik dari pernapasan maupun dari penguapan yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian dari dehidrasi.

Batu ginjal merupakan penumpukan kristal-kristal hasil metabolisme protein purin. (bisa menjadi gout/radang sendi jika kristal ini menumpuk di sendi.

Penyebab paling umum adalah :

  1. Memeliharan kura-kura dengan menggunakan lampu panas (basking) terus menerus dengan penggunakan alas seperti koran di terrarium/aquarium. 
  2. Ketidaktepatan makanan dan ketersediaan air minum 
Kura-kura yang dipelihara dengan permukaan datar (tidak memungkinkan menggali) akan kehilangan cairan melalui penguapan secara sangat cepat dan cenderung lebih aktif. Peningkatan aktivitas terutama saat makan. Hewan yang dibesarkan dalam kondisi ini karena itu cenderung tumbuh lebih cepat dan karenanya jauh lebih rentan untuk kekurangan mineral, dan cenderung terkena MBD, atau penyakit metabolik tulang.

Dalam suatu percobaan, kura-kura yang dipelihara pada substrat koran mencapai 38% lebih besar ukuran rata-rata daripada mereka dibesarkan di substrat campuran tanah dan pasir setelah 18 bulan, dan kadar asam urat nya juga terlihat lebih besar dan menunjukkan mereka asupan protein meningkat secara keseluruhan dan kurang hidrasi (belum sampai tahap dehidrasi).

Setelah 24 bulan, kasus pertama batu kandung kemih tercatat dalam kelompok yang dipelihara pada substrat koran dan tak satu pun ada pada kura-kura yang dipelihara pada campuran tanah atau pasir (yang memungkinkan untuk mengubur diri).

Setelah 4 tahun menggunakan subtrat tanah yang memungkinkan mengubur, lebih dari 60 juvenile beberapa spesies, termasuk Testudo kleinmanni, Testudo graeca, Testudo ibera dan Geochelone pardalis tidak menunjukan masalah ginjal atau kencing batu, pertumbuhannya relatif lambat, dan karapas tidak menunjukan gejala pyramiding.

Mungkin ini yang menjelaskan seringnya kura-kura bersembunyi di bawah dedaunan, dalam lubang tanah atau di antara batang-batang lembab.


Gejala
Tidak ada gejala spesifik yang menunjukan kura-kura memiliki batu ginjal, dan beberapa dari mereka tidak menunjukkan gejala apapun sama sekali. Gejala yang lebih umum adalah :
  1. Kesulitan bernafas
  2. Kurang nafsu makan 
  3. Lesu 
Beberapa jenis batuan ini didiagnosis sebagai temuan-temuan yang tak terduga saat di x-ray atau saat pengujian penyakit lainnya. Ukuran luar biasa dari beberapa batu menunjukkan batu tersebut sudah terakumulasi selama bertahun-tahun sebelum terdiagnosis. 

Diagnosis 
ada dua metode yang digunakan untuk mendiagnosa. 

  1. Dapat meraba batu di titik lembut bagian kaki belakang. Tidak setiap batu dapat ditemukan pada metode ini (palpasi). 
  2. Metode lain untuk membuat diagnosis, dan biasanya lebih dapat diandalkan metode, adalah dengan x-ray. Seringkali di temukan batu dengan ukuran besar sehingga perlu dipecah sebelum di keluarkan melalui bedah plastron.
Palpation Technique
X-Ray Method
Pencegahan
1. Jaga kelembaban kandang.
2. Jangan memberikan panas yang berlebihan.
3. Rutin jemur, karena tidak ada lampu yang bisa menandingi matahari.
4. Sediakan AIR. Ini kesalahan paling sering dilakukan pada kura-kura. Mereka 
    mebutuhkan cairan sekitar 40% dari berat badannya.



Sumber : 

Diabetic (Diabetes)

Bisa menyebabkan gangguan/gagal ginjal (Renal dysfungtion).

Gejalanya

1. Lemah / Lemes
2. Nafsu makan berkurang / tidak ada sama sekali.

Di perlukan test darah untuk memastikan diabetes pada kura-kura.