Wednesday, September 2, 2015

Mengatasi Dehidrasi


Penulis sendiri menangani dehidrasi dengan cara :
Merendam kura-kura sebatas plastronnya, dengan cairan Pedialyte (di encerkan dengan air kemasan) dan di campur dengan jus wortel (yang tidak terlalu halus blenderannya). Lakukan 2x sehari, pagi saat jemur rendam, dan sore hari sebelum gelap sampai kura-kura terlihat lebih segar.

Kenapa harus :
Pakai Pedialyte ? karena pedialyte merupakan cairan elektrolit natrium, kalium, klorida, sitrat dan dekstrosa. Pedialyte adalah larutan atau minuman isotonik untuk bayi dan anak-anak yang dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang disebabkan oleh diare, muntah, atau diare dan muntah (muntaber). Pedialyte merupakan larutan elektrolit untuk terapi dehidrasi ringan sampai sedang pada anak dan bayi, sehingga cukup aman untuk kura-kura dehidrasi. 

Pakai jus wortel ? kebanyakan dehidrasi membuat kura-kura mogok makan, dengan mencampur wortel, diharapkan membantu si kura-ura menyerap nutrisi dan cairan melalui kloakanya. Sukur-sukur dia masih bisa minum melalui mulutnya.



Dehidrasi

Dehidrasi bukan merupakan penyakit, tetapi selain karena efek obat, yang paling sering adalah karena kesalahan perawatan. Banyak kura-kura mengalami dehidrasi akut. Kenali gejalanya, kondisi fisik dan terapinya agar bisa pulih seara cepat

Gejala Dehidrasi :

1. Berat badannya lebih ringan dari lainnya yang berukuran yang sama
2. Matanya cekung. Di beberapa kasus, bagian tengah korneanya masuk / cekung
3. Jaringan otot akan menjadi kendur.
4. Kulit sering kering dan ada semacam lapisan putihnya (seperti kulit kering)
5. Mulut cukup berbau busuk dalam kasus yang akut

Penanganan

Dehidrasi dapat merusak fungsi ginjal dengan cukup parah. Perlakuan yang tepat perlu diberikan sehingga kura-kura rehydrated dengan cepat dan efektif.

Jika tidak mau makan, dokter biasa menyarankan pemberian makan paksa (force feed), terutama jika dehidrasi telah akhirnya menyebabkan anoreksia, kerusakan penglihatan atau dalam kasus apapun ketika kura-kura sakit-sakitan tidak akan atau tidak bisa makan.

Untungnya, kura-kura cukup mudah untuk force-feed karena tidak mudah stress karena forcefeed. Cara force cukup mudah, tetapi tetap ada resiko untuk si kura-kura dan kita sebagai pelakunya. Berikut beberapa caranya :

1. Menggunakan tangan.
2. Menggunakan Suntikan.
3. Menggunakan suntikan langsung ke lambung (harus dokter hewan)

Penulis sendiri menangani dehidrasi dengan cara :

Merendam kura-kura sebatas plastronnya, dengan cairan Pedialyte (di encerkan dengan air kemasan) dan di campur dengan jus wortel (yang tidak terlalu halus blenderannya). Lakukan 2x sehari, pagi saat jemur rendam, dan sore hari sebelum gelap.

Kenapa harus :
Pakai Pedialyte ? karena pedialyte merupakan cairan elektrolit natrium, kalium, klorida, sitrat dan dekstrosa. Pedialyte adalah larutan atau minuman isotonik untuk bayi dan anak-anak yang dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang disebabkan oleh diare, muntah, atau diare dan muntah (muntaber). Pedialyte merupakan larutan elektrolit untuk terapi dehidrasi ringan – sedang pada anak dan bayi, sehingga cukup aman untuk kura-kura dehidrasi.

Pakai jus wortel ? kebanyakan dehidrasi membuat kura-kura mogok makan, dengan mencampur wortel, diharapkan membantu si kura-ura menyerap nutrisi dan cairan melalui kloakanya. Sukur-sukur dia masih bisa minum melalui mulutnya.


http://www.tortoisetrust.org/articles/nursing.html

Tuesday, September 1, 2015

Abscess (Abses)





Umumnya terjadi di telinga. Abses ini bentuknya seperti bengkak bernanah. Awalnya bisa karena luka kecil gigitan serangga atau luka kecil seperti bekas suntikan/luka alam yang terinfeksi. Abses di kura-kura tidak cukup hanya pengobatan antibiotik; harus di keluarkan nanahnya, dibuang semua benjolannya, lukanya di bersihkan dengan 1% chlorhexidine diacetate (Nolvasan). Biarkan mengering tanpa jahitan. Perawatan pasca pembersihan, sangat penting. Gunakan betadine sebagai antiseptic. Selalu cek kebersihan luka.

Selain di telinga, Abses ini bisa terjadi di :
  1. Kaki (seringnya di bekas suntikan) 
  2. Hidung 
  3. Mulut 
  4. Ekor / buntut Leher (biasanya karena gesekan dengan tempurung).

Jika Dibiarkan, Luka ini Cikal bakal ABSES














Anorexia (Mogok Makan)



Wapadalah jika Kura-kura anda mengalami mogok makan, karena hal ini bisa memicu maupun disebabkan oleh penyakit lainnya. Cari tau dahulu penyebabnya. Berikut urutan penanganannya dari yang paling mudah sampai sulit.

  1. Paling gampang, coba atur suhu dan kelembaban kandang yang pas. Jika sudah benar tetapi masih mogok makan, coba liat fisiknya. 
  2. Rutin jemur agar terpapar sinar matahari. Kura-kura butuh suhu 28C - 32C untuk mencerna makanan. Bagaimana mau makan, kalau makanan yang lama aja belum tercerna dan di buang ? 
  3. Periksa apakah ada sesuatu seperti luka di mulut atau di bagian tubuh lainnya. Karena semua yang menyebabkan rasa sakit pada kura-kura biasanya menyebabkan ia sulit / mogok makan. Jika bersih bersih dari luka, 
  4. Ada kemungkinan terserang Infeksi (karena parasite), Gangguan metabolisme, Gangguan ginjal atau hati. 

Segera bawa ke dokter jika sudah di poin 3.



Bladder Stone (Batu Kandung Kemih)




Penyesuaian Iklim mikro banyak digunakan oleh reptil dan amfibi untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang kurang menguntungkan, dan untuk mengatur keseimbangan suhu dan air dalam tubuh. Beberapa contoh terkenal pemanfaatan iklim mikro adalah masuk dalam liang/lobang yang digunakan oleh kura-kura habitat yang kering, kadal, atau perilaku kodok tertentu yang menyelimuti diri dalam lumpur selama musim kemarau. Dalam setiap kasus, hewan berusaha untuk melindungi diri dari suhu terlalu tinggi atau rendah, dan untuk mencegah hilangnya cairan tubuh secara berlebihan baik dari pernapasan maupun dari penguapan yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian dari dehidrasi.

Batu ginjal merupakan penumpukan kristal-kristal hasil metabolisme protein purin. (bisa menjadi gout/radang sendi jika kristal ini menumpuk di sendi.

Penyebab paling umum adalah :

  1. Memeliharan kura-kura dengan menggunakan lampu panas (basking) terus menerus dengan penggunakan alas seperti koran di terrarium/aquarium. 
  2. Ketidaktepatan makanan dan ketersediaan air minum 
Kura-kura yang dipelihara dengan permukaan datar (tidak memungkinkan menggali) akan kehilangan cairan melalui penguapan secara sangat cepat dan cenderung lebih aktif. Peningkatan aktivitas terutama saat makan. Hewan yang dibesarkan dalam kondisi ini karena itu cenderung tumbuh lebih cepat dan karenanya jauh lebih rentan untuk kekurangan mineral, dan cenderung terkena MBD, atau penyakit metabolik tulang.

Dalam suatu percobaan, kura-kura yang dipelihara pada substrat koran mencapai 38% lebih besar ukuran rata-rata daripada mereka dibesarkan di substrat campuran tanah dan pasir setelah 18 bulan, dan kadar asam urat nya juga terlihat lebih besar dan menunjukkan mereka asupan protein meningkat secara keseluruhan dan kurang hidrasi (belum sampai tahap dehidrasi).

Setelah 24 bulan, kasus pertama batu kandung kemih tercatat dalam kelompok yang dipelihara pada substrat koran dan tak satu pun ada pada kura-kura yang dipelihara pada campuran tanah atau pasir (yang memungkinkan untuk mengubur diri).

Setelah 4 tahun menggunakan subtrat tanah yang memungkinkan mengubur, lebih dari 60 juvenile beberapa spesies, termasuk Testudo kleinmanni, Testudo graeca, Testudo ibera dan Geochelone pardalis tidak menunjukan masalah ginjal atau kencing batu, pertumbuhannya relatif lambat, dan karapas tidak menunjukan gejala pyramiding.

Mungkin ini yang menjelaskan seringnya kura-kura bersembunyi di bawah dedaunan, dalam lubang tanah atau di antara batang-batang lembab.


Gejala
Tidak ada gejala spesifik yang menunjukan kura-kura memiliki batu ginjal, dan beberapa dari mereka tidak menunjukkan gejala apapun sama sekali. Gejala yang lebih umum adalah :
  1. Kesulitan bernafas
  2. Kurang nafsu makan 
  3. Lesu 
Beberapa jenis batuan ini didiagnosis sebagai temuan-temuan yang tak terduga saat di x-ray atau saat pengujian penyakit lainnya. Ukuran luar biasa dari beberapa batu menunjukkan batu tersebut sudah terakumulasi selama bertahun-tahun sebelum terdiagnosis. 

Diagnosis 
ada dua metode yang digunakan untuk mendiagnosa. 

  1. Dapat meraba batu di titik lembut bagian kaki belakang. Tidak setiap batu dapat ditemukan pada metode ini (palpasi). 
  2. Metode lain untuk membuat diagnosis, dan biasanya lebih dapat diandalkan metode, adalah dengan x-ray. Seringkali di temukan batu dengan ukuran besar sehingga perlu dipecah sebelum di keluarkan melalui bedah plastron.
Palpation Technique
X-Ray Method
Pencegahan
1. Jaga kelembaban kandang.
2. Jangan memberikan panas yang berlebihan.
3. Rutin jemur, karena tidak ada lampu yang bisa menandingi matahari.
4. Sediakan AIR. Ini kesalahan paling sering dilakukan pada kura-kura. Mereka 
    mebutuhkan cairan sekitar 40% dari berat badannya.



Sumber : 

Diabetic (Diabetes)

Bisa menyebabkan gangguan/gagal ginjal (Renal dysfungtion).

Gejalanya

1. Lemah / Lemes
2. Nafsu makan berkurang / tidak ada sama sekali.

Di perlukan test darah untuk memastikan diabetes pada kura-kura.



Eye(s) Infection (Infeksi Mata)



Sakit mata pada kura-kura bisa karena beberapa sebab, antara lain terbakar karena sinar matahari/lampu yang terlalu lama. luka bakar ini yang membuat lapisan luar mata kering dan rentan infeksi.
penyebab lainnya adalah luka karena gesekan saat di lepas bebas, bisa karena ranting atau batu.

Jika hanya lapisan luarnya (kelopak mata) yang luka, bisa di bersihkan dengan cotton bud dengan bantuan air hangat. sering bersihkan dan biar kering di suhu ruangan dan gunakan salep antibiotik tipis-tipis. Jangan sampai masuk ke dalam mata. Jika masih terus mengeluarkan cairan (semacam nanah/belek) segera kunjungi dokter.

Jika bagian luar aman dari luka, ada kemungkinan terjadi sakit mata yang biasanya di tandai dengan adanya selaput putih, mata berair dan bengkaknya mata. Biasanya karena bakteri. Terkadang bisa merupakan indikasi kekurangan vitamin A. 

Jika Infeksi, biasanya bisa diatasi dengan tetes mata Genoptic (gentamycin) atau terracortril mata suspensi. Untuk kasus ringan bisa dengan salep mata Neomycin atau chloramphenicol.

Jika hanya bengkak biasa, coba dahulu dengan perbanyak asupan vitamin A dan menggunakan salep mata ringan, jika kondisi tidak cepat membaik, segera ke dokter hewan.


Hindari penggunaan cooton bud untuk membersihkan lapisan dalam mata, karena bisa bikin lecet dan bisa menimpulkan permasalahan baru. 




Sumber : 
http://www.netvet.co.uk/tortoises/eye-problems.htm
http://www.totallytortoise.co.uk/guides/a-tortoises-body/a-tortoises-eyes/
http://www.peteducation.com/article.cfm?c=17+1797&aid=941


Gastric Problems / Gangguan Pencernaan

Seperti semua makhluk hidup, kura-kura dapat menderita banyak masalah lambung termasuk sembelit, diare, dan muntah. Jika makanan tidak cukup berkualitas, maka kura-kura akan lebih rentan terhadap masalah perut. Kita bahas satu per satu.

Sembelit

Penyebab sembelit adalah kurang seimbangnya menu makanan, dan penyakit ini termasuk yang cukup mudah di tangani. Umumnya, kura-kura BAB setiap hari. Jika sudah 2 hari sekali atau lebih, ini pertanda sembelit. Penanganannya cukup dengan memberikan makanan (sayur/buah) kaya serat. Bisa juga di pancing BAB dengan merendamnya di air hangat selama 30-45 menit (ingat : hangatnya versi kura-kura, bukan hangatnya manusia). Rendamnya hanya sampai sebatas plastron ya. Jika masih sulit BAB, bisa memberikan obat pencahar (sejenis paraffin) dengan aturan pakai yang disesuaikan.


Diare

Jika penyebab diarenya non bakteri, maka bisa mulai memberikan makanan kaya serat seperti Pelet Tortoise yang banyak di jual, maupun pelet kelinci. Kurangi asupan buahnya untuk sementara waktu. Jika penangan sementara ini tidak berpengaruh, segera ke dokter.


Muntah


Muntah pada Kura-kura bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan reaksi tubuh karena suatu gangguan di pencernaan. Jangan panic jika kura-kura anda muntah, coba pelajari muntahannya. Ada 2 kemungkinan, karena infeksi Cacing atau gangguan pencernaan. Keduanya sama berbahayanya, Ada baiknya segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih baik.



Impacted Colon (Masalah Usus Besar)



Biasanya akibat dari salah makan, bisa juga karena tertelannya benda asing (batu, pasir, dll), terlalu banyak cacing di usus (menyebabkan usus membesar/pecah). Impacted Colon ini jika tidak di tangani segera, bisa menyebabkan septicaemia (Keracunan pada darah). Tekanan usus bisa mempengaruhi kapasitas paru-paru dan menghambat jalur pernapasan (efek yang bisa menyebabkan kematian instant).

Penyakit ini bisa di deteksi dengan jarang BAB, lemah, dan susah bernafas. Jika kura-kura terlihat belum BAB, bisa di coba dengan merendam di air hangat (Hangatnya versi kura-kura, bukan versi manusia). Segera bawa ke dokter jika setelah di rendam belum bisa BAB.



Metabolic Bone Disease (MBD)

  

Penyakit metabolik tulang (MBD), juga dikenal sebagai hiperparatiroidisme nutrisi sekunder (NSHP). Penyebabnya adalah karena kurangnya kalsium dalam makanan atau masalah menyerap kalsium. Kura-kura memerlukan paparan radiasi ultraviolet A dan B (UVA/B) untuk memproduksi vitamin D3 dari vitamin D2. Vitamin D3 diperlukan untuk kalsium dalam diet dapat diserap melalui saluran pencernaan. Dalam alamnya, matahari memberikan sinar ultraviolet. Kura-kura liar berjemur 8-14 jam/hari (tergantung negaranya, kalau di Indonesia ga 12 jam khan mataharinya) dan menerima sinar UVA/B yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan. Kandang dari kaca / plastik, dapat memblokir atau memfilter paparan radiasi sinar matahari yang diperlukan.

Kura-kura yang kurang atau tidak dapat menyerap kalsium, biasanya menunjukan shell (Karapas / plastron) yang lembut, terutama jika mereka remaja. Bayi kura-kura secara alami memiliki shell yang semi-lunak setelah menetas, dan mulai mengeras pada usia 6 sampai 8 bulan. Dengan kekurangan kalsium, bisa menyebabkan :

  1. Tempurung & tulang lunak (tidak berkembang).
  2. Karena tulangnya lunak, maka kura-kura akan kesulitan berjalan / bergerak. Biasa jalannya di seret.
Jika kekurangan kalsium ini tidak di atasi segera bisa menyebabkan kematian. Bisa di bilang Slow and painful death.

MBD dapat dicegah/diatasi dalam beberapa cara :

  1. Menyalakan lampu Full spektrum selama 12-14 jam dalam kandang. Kecuali di kandang outdoor yang terpapar sinar matahari. Jika dipelihara indoor/di ruangan, pakai lampu yang tepat. Bisa bohlam atau neon, dan mereka harus ditempatkan tanpa kehalang kaca atau plastik kandang (kawat nyamuk tidak masalah, karena sebagian sinar bisa masuk tanpa terfilter). Cahaya harus sedekat mungkin, antara 30cm dari dasar (tergantung spesifikasi lampunya, cek di kemasannya). Jangan terlalu dekat, bisa gosong ntar. Ganti bohlam setiap 6 bulan karena kualitas UVB setelah 6 bulan mulai menurun.
  2. Harus diberikan extra kalsium. Sayuran hijau biasanya kaya akan kalsium. Jika perlu bisa ditambahkan bubuk kalsium. 
Kura-kura yang sudah terkena MBD biasanya tidak pernah bisa terlihat normal lagi (tergantung tingkat keparahan MBDnya juga). Jadi, lebih baik sering jemur pagi dan kasih extra kalsium daripada terlambat. 














Parasites


Parasit adalah mahluk hidup yang menumpang hidup dengan mengambil makanan dari inangnya (dari yang di tumpangi). Ada 2 kategorinya :

Parasit External

1. Kutu
Kutu biasanya cukup besar untuk cukup mudah dilihat dengan mata, sehingga langkah terbaik adalah untuk memeriksa kura-kura Anda secara teratur, mencari khususnya di sekitar lubang, di lipatan-lipatan kulit lembut di sekitar kaki, tempat-tempat yang biasanya bisa dihinggapi kutu. Kutu bisa menyebabkan terkelupas kulit atau bengkak di sekitar titik hinggap mereka, jadi cukup mudah mengenalinya.

Saat mengambil kutu dengan pinset, lakukan dengan hati-hati (Tarik lurus, jangan diputar) agar kepalanya tidak putus dan tertinggal sehingga menimbulkan masalah baru yaitu Infeksi. Bersihkan luka gigitan kutu dengan cairan antibiotic/pembersih luka aga tidak infeksi. Kebiasaan buruk kita adalah menekan kutu dengan Jari, JANGAN lakukan itu, karena akan menimbulkan masalah kesehatan. Ngapain juga ngotorin tangan dengan isi perut si kutu. Biasakan masukan si Kutu tadi ke dalam botol isi alcohol. Pastikan si kutu mati.

2. Tungau
Tungau biasanya sangat kecil dan sulit dikenali. Tungau mungkin tampak seperti titik-titik merah atau hitam kecil pada kura-kura, atau pada Anda setelah Anda telah menangani kura-kura. Langkah pertama dalam pengobatan adalah mulai dari membersihkan vivarium secara menyeluruh, semprotkan campuran dengan pebandingan 1:15 campuran pemutih pakaian (bleech) dengan air. Bersihkan semua termasuk tempat minum, dan mengganti substratenya dengan yang baru. Kegiatan ini bisa dilakukan setiap hari selama 1 minggu penuh sampai si tungau hilang dari kandang.

  • Mandikan/rendam/soaked kura-kura dengan air hangat selama kurang lebih 20 menit sembari anda membersihkan kandangnya dengan cara di atas. Memang ini tidak akan membersihkan tungau yang menempel pada kepala atau bagian lainnya yang tidak terendam. Tetapi ini bisa mengurangi tungau yang menempel di badan si kura-kura.
  • Bisa membalurkan olive oil di badannya, tujuannya biar si tungau lepas. Tetapi ini bakal bikin si tungau jalan-jalan dan jejak langkah si kura-kura akan berminyak. (banyangin aja kalau di freeroom di ruangan). Jangan gunakan minyak apapun saat si kura-kura sehat,
  • Gunakan pembasmi tungau khusus reptile. Biasanya yang digunakan adalah jenis insectisida Pyrithrin yang aman untuk hewan. Sprai ke seluruh badan (kecuali mata, hidung dan kuping si kura-kura).

3. Lalat
Jangan sampai lalat hinggap di kulit atau selaput lendir kura-kura anda, karena bisa saja mereka bertelur. Jika telurnya menetas, larva akan masuk ke dalam kulit dan akan menimbul borok (abscesses) dan bisa mematikan.

4. Belatung
Ini merupakan Larva dewasa dari telur lalat. Ga perlu di jelasin khan efek nya belatung di daging seperti apa….


Parasit Internal

1. Nematodes

Merupakan cacing dengan ciri :
- Berbentuk panjang
- Berbentuk silinder dan tidak bersegmen
- Ukurannya mulai dari 2mm sampai 1M
- Biasa ada di usus dan system peredaran darah.

Seringnya muncul pada kura-kura tangkapan liar atau kura-kura tangkaran yang menginjak tanah. Semua berawal termakannya telur cacing oleh kura-kura, bisa dari kotoran kura-kura terinfeksi maupun dari tanah. Telur yang termakan akan menempel di usus, menetas, dan terus beranak pinak di usus.

Gejala yang bisa terlihat adalah Diare, penurunan berat badan, sampai muntah cacing (sudah kronis).

Penangannya bisa dengan memberikan obat jenis fenbendazole.

2. Cacing Pita and fluke worm

Cacing Pita dan Fluke Worm lebih sering menyerang kura-kura air. Cacing ini bisa diobati dengan obat jenis praziquantel.
Fluke Worm

Cacing Pita











3. Flagellate
Flagellate
Flagellate merupakan Protozoa, Infeksi ini biasanya di tandai dengan diare, dehidrasi, turunnya berat badan, dan kotoran berbentuk makanan yang tidak tercerna. Bisa di obati dengan obat jenis Metronidazole. Pemberian Yoghurt bisa membantu mengembalikan baikteri baik setelah pengobatan.

Sering memberikan pakan buah manis dan pakan rendah serat bisa memunculkan flagellate. Suhu kandang yang terlampau panas juga bisa memancing tumbuhnya flagellate.






Source :
http://www.peteducation.com/article.cfm?c=17+1797&aid=942




Pneumonia (Radang paru-paru)



Di sebabkan oleh factor kondisi kurang higienis dan terlalu lembab, koloni terlalu padat, suhu yang tidak tepat dan paparan cahaya (UVA/UVB) yang kurang. Pneumonia merupakan tingkatan lebih serius dari RNS (Running Nose Syndrome / Hidung Meler).

Gejalanya saat sudah akut antara lain :

  1. Mulut menganga, nafas dengan membuka mulut
  2. Leher merenggang dan kesulitan pernafasan
  3. Lendir sering muncul di hidung dan mulut
  4. Kepala tertunduk lemas
  5. Kaki melemah dan sulit digerakan
  6. Dehidrasi
  7. Depresi
  8. Beberapa kura-kura menunjukan hyperactive terkadang berjalan membabibuta (sradak sruduk).

Gejalanya kalau sudah Kronis :
1. Cairan keluar dari hidung terus menerus
2. Kepala dan kaki cenderung masuk semua ke dalam tempurung.

Jika sudah terindikasi Pneumonia ini segera bawa ke dokter.



Prolapse


Kloaka di reptil adalah lobang di bawah ekor untuk 3 fungsi, yaitu saluran pembuangan, sistem reproduksi dan kandung kemih. Bisa kebayangkan khan ? 
Kura-kura akan mengalami prolapse jika susah membuang kotoran melalui lubang ini. Kura-kura menghasilkan uric acid dalam ginjal mereka untuk mengeluarkan cairan sebagai urin. Tidak seperti mamalia yang menghasilkan uric acid yang larut dalam air, uric acid / urea yang dihasilkan kura-kura tidak larut dalam air. Ini akan terlihat seperti susu diencerkan dalam urin, atau selaput kapur dalam urin.

Karena dehidrasi atau makanan yang kurang baik, “batu" dapat muncul di kandung kemih. Nah, kura-kura berusaha untuk mengeluarkan batu ini dengan menekan otot-otot perut yang melawan kandung kemih. Jika batu terlalu besar, atau kura-kura terlalu lemah, bukannya batu yang keluar, tetapi bisa jadi organ yang keluar di kloaka.

Segera bawa ke dokter untuk penanganan medis.






Renal Dysfunction (Ganguan Ginjal)



Tanda-tanda termasuk oedema (terhanannya cairan di dalam rongga / jaringan tubuh), selaput lender pucat, lemah, susah kencing, berat badan bertambah karena cairan tertahan. Sering terlihat setelah jangka panjang anoreksia, dehidrasi, dan infeksi bakteri.

Dalam tahap awal, perendaman air hangat secara terartur dan fisioterapi pada kaki belakang dapat membantu melepaskan setiap penyumbatan. Selalu memastikan bahwa kura-kura Anda memiliki akses ke air bersih (untuk minum atau berendam).



Runny Nose Syndrome (Sindrom Hidung Meler /Ingusan)


Salah satu bentuk infeksi pernafasan dan merupakan penyakit paling umum menyerang kura-kura . Masalah pernapasan ini disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas. Ini dapat terjadi pada setiap spesies kura-kura, tetapi tampaknya paling umum di kura-kura jenis Leopard dan Sulcata. Dan yang merepotkan, RNS ini bisa muncul kapan saja, tidak tergantung cuaca.

Di tahap awal, RNS ini sulit di kenali gejalanya (sampai sudah benar-benar kelihatan di hidung meler/gelembung udara dan suara nafas berat, terkadang bernafas dengan mulut terbuka), nah karenanya, bisa saja si kura-kura yang terkena RNS (belum menunjukan gejala fisik) menulari kura-kura lainnya dalam kandang anda, sehingga sekalinya sakit, semuanya kena.

Yang penting, setelah teridentifikasi terkena RNS, jangan di anggap remeh seperti flu biasa. Ingat, ini kura-kura bukan manusia. Jika di biarkan, RNS bisa menjadi radang paru-paru dan bisa stomatitis (pembusukan mulut). Semakin lama di diamkan, RNS akan semakin sulit di sembuhkan.

Selain oleh virus, RNS disebabkan dan diperburuk oleh kondisi kandang yang tidak tepat seperti tingkat kelembaban yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suasana yang berdebu dan kurangnya akses ke tempat kering. Malnutrisi, stres dan terlalu banyaknya populasi dalam kandang juga dapat menyebabkan RNS dan kura-kura anda harus diperiksa secara teratur untuk memastikan tidak ada benda asing dalam hidungnya (debu, sisa makanan, dll). Dengan memberikan kura-kura makanan berkualitas tinggi yang terdiri dari bahan makanan alami (bukan sisa makanan anda), akan membantu menjaga dia sehat, dan memastikan ia aktif juga akan membantu menjaga sistem kekebalan tubuhnya baik dan memperkecil kemungkinan RNS.

Kura-kura harus memiliki tempat yang kering dan dijauhkan dari hewan yang dapat menyebabkan stress (paling penting hewan selain kura-kura, banyak kasus kalau anjing mengunyah kura-kura). Kura-kura baru harus dikarantina selama beberapa minggu (6 – 24 minggu) sebelum di gabung dalam satu koloni untuk memastikan tidak ada infeksi.

Penanganan

Jangan Panik. Langkah awal adalah memastikan tidak ada benda asing seperti sisa makanan, pasir, dsb di saluran pernafasannya. Bagaimana jika ada benda asing ? Segera bersihkan.

Untuk Infeksi ringan, yang paling sering digunakan adalah 1 Tetes / hari Oxytetracycline (Terramycin), Tylosin, dan, terutama, Enrofloxacin (Baytril).

Pertama, bersihkan semua lendir / cairan di hidung dengan paper towel (tissue dapur) - Jangan pakai tissue muka atau tangan yang akan menambah debu halus. Jika pakai handuk, segera cuci handuk biar tidak nyebar.

Saat sore/ malam jelang jam tidurnya, teteskan obat di hidung (bisa pakai jarum suntik kecil) dengan posisi kura-kura kepala di atas (bukan posisi normal kura-kura berdiri) untuk memastikan obat masuk ke saluran pernafasan. Tetap hangatkan di suhu 28oC-30oC untuk meningkatkan metabolisme dan system kekebalan tubuh. INGAT, hanya 1 tetes/hari saja di saat malam menjelang kura-kura tidur.

Air minum wajib di sediakan karena obat akan mempengaruhi ginjal dan akan menyebabkan dehidrasi.

Lakukan pengobatan sampai sembuh dan di lanjutkan selama 7-10 hari setelahnya.

Ada beberapa Kura-kura yang menunjukan reaksi alergi seperti muntah, atau muncul buih di hidung dan mulut karena Baytril (biasanya Jenis leopard). Hentikan pengobatan dan ganti dengan antibiotik lainnya. Hindari penggunaan CORTISONE yang akan menekan system imunitas.

JIka gejala tidak membaik setelah beberapa hari, segera Dokter hewan untuk di berikan suntikan antibiotik.

Sangat penting untuk menjaga kura-kura pada suhu yang lebih tinggi selama pengobatan, ini mempercepat metabolisme dan distribusi obat serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan. Suhu sekitar 28-30 derajat biasanya disarankan. Paling penting hidrasi yang dipertahankan, jika kura-kura tidak minum air,  dokter akan menyuntikkan cairan secara subcutaneously (di bawah kulit) atau dengan cara intracoelomically (ke ruang di antara saluran usus dan dinding tubuh). Beberapa obat mempengaruhi sistem ginjal dan gagal ginjal dapat terjadi jika hidrasi tidak dipelihara.
Nebulasi / Penguapan, bisa di coba untuk membantu pengobatan.


http://www.tortoisetrust.org/articles/commondisease.html



Septic Arthritis and Articular Gout (Radang Sendi)


Septic arthritis (infeksi radang sendi yang mungkin karena mikroorganisme atau paling sering disebabkan oleh berbagai bakteri) dan asam urat artikular merupakan kondisi serius dan dapat terlihat secara kasat mata. Septic arthritis dan asam urat articular biasanya muncul bersamaan. Akan ada pembengkakan tungkai sendi-sendi, kekakuan dan rasa sakit saat bergerak. Hal ini biasanya disebabkan oleh makanan terlalu tinggi protein.

Kondisi sulit gerak ini sering di salahartikan sebagai efek kekurangan vitamin D. Kalau lebih jeli, yang membedakan adalah pembengkakan sendi.

Penyakit ini paling sering muncul pada kura-kura herbivore yang di beri pakan protein hewani. Pengobatan untuk kasus ringan, biasanya dengan suntikan oxytetracycline atau gentamycin. Dalam kasus yang lebih parah, anggota badan mungkin harus diamputasi.

Septicaemia (Keracunan Darah)



Merupakan suatu kondisi di mana kura-kura mengalami keracunan darah. Ini bisa disebabkan oleh penahanan telur, pecahnya telur di dalam perut, atau karena gangguan usus.

Ditandai dengan muntah, lemah, kemerahan pada plastron, pendarahan pada lidah, adaanya selaput lendir pada lapisan dalam mulut, kekuningan pada mata dan selaput, serta kura-kura minum berlebihan. Hal ini kadang-kadang disebabkan oleh telur retensi/pecah, atau usus impaksi. Segera ke dokter jika mengalami ini.





Shell Rot (Pembusukan Tempurung)



Bisa di artikan sebagai Pembusukan pada tempurung. Ini biasanya disebabkan oleh luka dan kadang-kadang oleh serangga. Pengobatannya bisa dengan membuang bagian yang lepas akibat membusuk, dan membersihkan seara rutin dengan cairan novalsan atau betadine. Luka jangan di tutup ! Dengan dibiarkan terbuka, akan membantu penyembuhan. Jika perawatan dengan cara ini gagal, coba gunakan Flamazine 1x/hari setelah luka dibersihkan. Untuk beberapa kasus yang sudah parah, biasanya akan di tambahkan suntikan antibiotic (Pengobatan secara external dan internal).


Shell Rot Akut



Skin Infections



Jika terlihat, segera tangani. Bersihkan dengan betadine atau chlorhexidine (Novalsan) 2x sehari dan kasih salep betadine jika diperlukan. Jika masih belum sembuh, segera ke dokter.

Soft Shell / Tempurung Lunak



Jika Kura-kura mengalami ini, ada 2 kemungkinan umum sebagai penyebabnya :
1. Kurangnya asupan Kalsium
2. Penggunaan UVB yang tidak benar.


Tempurung lunak ini jika tidak segera diatasi bisa berakibat fatal dan kematian. Cara penanganannya sangat butuh ketelatenan. Cukup memberikan extra kalsium (bisa beli bubuk kalsium bermutu baik di petshop), dan lakukan jemur secara rutin. Biarkan kura-kura menikmati matahari, dan menggunakan lampu UVB yang benar selama mungkin. Jangan lupa untuk mematikannya jika sudah jam 20.00.


Sterile Gut Syndrome

Merupakan suatu kondisi dimana usus bisa dikatakan terlalu bersih/sterile. Maksudnya adalah karena terapi antibiotic (biasanya Tetracycline atau flagyl, untuk mengobati suatu penyakit kura-kura), “bakteri baik” dalam system usus ikut musnah atau berkurang. Gejala bisa berupa diare akut, bahkan kotoran bisa berupa makanan yang tidak tercerna. Terkadang disertai dengan infeksi Flagellate. Penanganannya bisa memberikan benebac pada makanan atau yoghurt netral (tanpa campuran). Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang lebih professional.


Stomatitis (Mouth Rot)





Stomatitis (pembusukan mulut) ini mudah dikenali. Penyebabnya biasa karena virus herpes. Kura-kura akan malas makanan meskipun menunjukkan tanda-tanda kelaparan. Beberapa kasus ada air liur yang menetes dan dia lebih memilih untuk beristirahat dengan mulut terbuka. Tanda-tanda seperti selaput/lapisan putih akan terlihat di sekitar mulut. Lapisan ini mudah terlepas/dibersihkan, dan setelah bersih akan terlihat pembuluh darah yang pecah atau semacam ruam merah (seperti luka dalam) di bawah kulit.



Monday, August 31, 2015

Kesalahan Umum Pemeliharaan

Sebelum memelihara Tortoise/kura-kura darat, ada baiknya memikirkan kondisi alam aslinya. Berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para tortoise keepers, terutama dalam merawat baby tortoise.


Keyakinan

Perlu keyakianan dalam membeli kura-kura. Pastikan niatnya : Untuk di jual lagi atau untuk di pelihara. 
  • Untuk di jual lagi : Perkirakan waktu terjualnya, biar ga rugi investasinya (karena sakit atau mati).
  • Untuk di pelihara : Cari tau dulu jenis kura-kura yang mau dipelihara serta persiapkan semuanya secara matang, mulai dari mencari informasi perawatan serta penanganan penyakit, persiapan kandang, dan persiapan makanannya. 

Kesalahan yang paling sering ditemui (termasuk saya di awal) adalah beli dulu baru cari tau cara merawatnya. Jangan pernah lakukan hal ini, bisa berakibat fatal terhadap peliharaan kita. 

Waktu

Seringkali setelah membeli torto dan sakit, baru mengatakan, tidak memiliki waktu untuk jemur, kurang waktu buat bersihin kandang, dsb. PASTIKAN sebelum membeli atau memelihara torto, kalian memiliki waktu luang untuk merawatnya. Ini Berlaku untuk semua hewan peliharaan yang akan kalian beli. Jika waktu lebih kalian hanya 1-2 jam/hari, lebih baik urungkan saja niat memelihara semua hewan peliharaan.



Kandang

JANGAN Menggunakan GEX / Aquarium Kaca


Selain Sirkulasi udara di dalamnya tidak ada, aquarium kaca dan Gex akan menahan panas (seperti efek rumah kaca). Ini akan membuat si torto lemas, dan dehidrasi, apalagi di dalamnya tidak disediakan air minum atau air rendaman buat dia.
Kalau masih baby, bisa gunakan meja torto atau Tupperware (tempat orang jual kue/donat) atau box lainnya yang cukup besar dengan ketinggian pinggir MAX sekitar 4-5x lipat tinggi torto (di ukur dari atas substrate). Ini akan membantu menjaga sirkulasi udara, panas dan menjaga agar si torto tidak memanjat keluar. Jika perlu, bisa ditutup dengan kawat kasa/kawat nyamuk dengan ukuran lobang yang cukup besar.
Kalau sudah juve atau adult, sebaiknya di pelihara outdoor/ freeroom.



Air Conditioner

Jangan memelihara Torto di dalam ruangan ber A/C, apalagi tanpa air
.

Di daerah suhu dingin secara otomatis tubuh akan banyak mengeluarkan panas sehingga akan menyebabkan pemakaian energi dan cairan yang berlebih sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu udara yang dingin membuat rasa haus ingin minum pun menjadi berkurang sehingga tubuh bisa saja kekurangan asupan cairan.

Coba aja taruh Tissue basah di ruangan ber A/C yang dingin, pasti kering besoknya. Silahkan pakai nalarnya setelah mencoba.


Suhu & Kelembaban

Orang sering kali salah kaprah. Torto sering di kasih lampu spot nonstop biar panas. Bahkan ada yang memelihara baby sulcata dengan lampu spot terus menerus karena di anggap sebagai kura-kura gurun yang butuh panas. Ini KESALAHAN FATAL. Cahaya panas dari lampu kurang baik untuk malam. Sebaiknya gunakan ceramic heater sebagai sumber panas.

Yang perlu diperhatikan, torto membutuhkan panas dari atas, bukan dari bawah, Hindari menggunakan Heat Pad reptile, dsb yang bisa menghangatkan torto dari bawah. Kecuali anda tinggal daerah berhawa dingin yang mana tanahnya pun bisa dingin.

Contoh Heat Pad
Contoh Penggunaan Heat Pad pada Kandang Ular










Torto butuh suhu 27C -32C untuk mencerna makanan dan kelembaban di 70%-80%RH (Relative Humidity) bahkan ada yang sampai 90%RH. (terutama Baby sampai usia 2 tahun).

Kelembaban dibutuhkan untuk mengeraskan plastron baby torto (apalagi yang masih terlihat pusarnya), serta menjaga agar tidak pyramiding.

Kalau tidak salah, saya pernah menemukan di kemasan re-pack 500gr Mazuri (product pangan torto terkemuka) yang beredar di jakarta, men-state hal yang sama.




Lampu

Kesalahan penggunaan lampu.

  1. Lampu Basking spot (neodymium lamps). Tidak memancarkan UVA/B sama sekali. Lampu jenis ini tidak terlau berguna buat kesehatan kura-kura. Terlalu panas untuk Baby. Kecuali di basking spot, suhu maksimal 34C.
  2. Lampu UVB & UVA. Seringkali orang beranggapan setelah pakai Lampu UV, tidak perlu jemur. Ini tidak sepenuhnya salah. Lampu UV sebaiknya digunakan jika kondisi tidak memungkinkan untuk terkena sinar matahari langsung (Mendung/hujan). Ingat, tidak ada lampu yang bisa menandingi kebaikan sinar matahari.
  3. Gunakan lampu UV sesuai peruntukannya dan ketinggian posisi pemasangannya. Jika menggunakan product Exoterra Click here 
  4. Menggunakan Lampu UVB sampai putus. Harap di ingat, lampu UV ada masa pakainya. Sebaiknya sebelum 12 bulan (6-8 bulan) sudah di ganti, karena fungsi UV nya akan menurun sampai 50% dalam pemakaian 1 tahun. Click here 
  5. Menyalakan lampu 24 jam non stop. Hey, apakah di alamnya terang benderang 24 jam ? Bisa menggunakan Ceramic heater untuk menghangatkan di saat malam.
  6. Jangan menggunakan lampu IR (lampu berwarna merah), di alamnya tidak ada cahaya merah. Bisa merusak mata.
  7. Pengunaan UVB bisa ditaruh di tengah agar menjangkau seluruh area. Lampu selain itu, sebaiknya di taruh di pinggir/pojok. 


Air & Dehidrasi

Kesalahan ini yang paling Fatal. Seringkali di dalam kandang tidak di sediakan air dengan alasan : “untuk baby bisa lembek plastronnya”, “bisa pilek nanti”, dan sebagainya….

Coba pikiran lagi, mahluk hidup apa yang tidak memerlukan air? Please, sediakan bak air. Kura-kura tau kapan harus minum, kapan harus berendam.  

Air : Click Here
Dehidrasi : Click Here


Substrate


Seringkali di temukan para pemelihara torto menggunakan Koran atau karpet sebagai alas kandang. Kalian seller apa keeper? Kalau seller butuh bersih saat show ke buyer. Sedangkan keeper ? Torto biasa menggali tanah untuk mengubur dirinya saat tidur. Tujuannya untuk menjaga suhu tubuhnya. Selain itu, substrat akan membantu menjaga suhu serta kelembaban kandang. Selain itu, baik untuk mengasah kuku kakinya

Gunakan tanah bebas pupuk (Sterile soil) atau Forest bark sampai setinggi ± 10 cm (3x tinggi torto) agar torto nyaman dan bisa mengubur dirinya. Basahi bagian bawahnya dengan air, agar lembab. Ingat kelembabannya dijaga biar ga sakit. Sebaiknya hindari pasir karena akan mudah terhirup.




Penggunaan Calcium

Seringkali kita menggunakan Calcium + D3. Kenyataannya, jika kura-kura kita sering terpapar sinar matahari/UVB, sebaiknya tidak menggunakan penambahan D3.

D3 merupakan vitamin yang larut dalam lemak, bukan air, jadi bisa overdosis (bukan terbuang lewat urin/feses). yang bisa berakibat buruk pada Ginjal.


Kura-kura yang sering terpapar matahari dan UVB, bisa menghasilkan D3 sendiri untuk mencerna kalsium. Hal kebalikannya yang membutuhkan D3 untuk menyerap kalsium. So, jangan kemakan iklan promosi ya guys….



Makanan


Torto memiliki menu makanan sendiri. Jangan memberikan sisa makanan kita ke torto. Perhatikan jenis sayur dan buah yang boleh, tidak boleh, boleh tapi jarang-jarang di konsumsi oleh torto jika ingin sehat. Perhatikan juga jenis tortonya, apakah termasuk herbivora atau omnivora. 
Daftar makanan : Click here



Penggunaan Minyak 

untuk Karapas / Tempurung



Sering ditemukan para tortoise keeper menggunakan minyak zaitun/olive oil atau berbagai macam produk untuk memengkilatkan Karapas/Tempurung kura-kuranya. Ini SANGAT TIDAK DI ANJURKAN. Keratin dan lapisan tulang Karapas serta Plastron memiliki jutaan mikroskopis pori-pori dan merupakan jaringan hidup yang membutuhkan oksigen dan sinar matahari untuk tumbuh sehat. Wax, Minyak dan sebagainya sangat berbahaya karena bisa menyumbat pori tersebut.

Sekali lagi, apakah kura-kura menggunakan semua minyak tersebut di alamnya ? Click here


Background

Blog ini muncul setelah saya merasa kecewa karena gagal dalam memelihara torto pertama saya, Sulcata yang baru berumur maksimal 1 bulan sepertinya.
Saya bersama istri beli di suatu tempat bilangan perumahan Puri Indah, seorang seller yang memiliki berbagai macam hewan. Ada Tortoise, Snakes dan Tegu. Melihat penampilan si empunya yang memiliki 1 ekor aldabra juvenile, awalnya saya menaruh kepercayaan penuh dengan mendengar semua nasihat pemeliharan si Baby Sulcata yang kami (saya & istri) namakan "Cookie".

Sebelum di rawat
Setelah 15 hari di rawat
Ternyata, kepercayaan saya sebagai newbie yang mendengar perkataan seller itu dibayar mahal dengan meninggalnya cookie 6 Juli 2015 silam. 
Kesalahan yang saya lakukan :
  1. Membeli dahulu baru mencari tahu cara perawatannya. Yang bener, cari tahu dulu cara merawatnya, baru beli.
  2. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya terlalu percaya ucapan sama seller. Saya baru sadar, di lingkungan yang saya kenal, ternyata lebih banyak tortoise seller daripada tortoise lover nya. Ini akan sangat berbeda saran dan treatment yang mereka berikan karena seller biasanya "menjual kecap nomer 1"
  3. Salah merawat dengan tidak memberikan air minum & air berendam di kandang, suhu tetap panas, lampu nyala 24 jam (Spot & UVB). Pagi hanya di jemur-rendam selama 15 menit (2-3hari sekali) karena katanya sudah cukup pake UVB, dll ...

Alhasil, Cookie hanya bertahan 1 bulan bersama kami, dan 15 hari di perawatan.

Dengan meninggalnya Cookie, istri menambah / mengganti koleksinya dengan baby hermann dan baby CherryHead (RedFoot). Dan tanpa mau mengulangi kesalahan yang sama, saya bergabung dengan berbagai group FB tortoise lover/keepers di mancanegara, dan saya mulai mengetahui, banyak kesalahan yang sering dilakukan para newbie. Dan berikut sharing yang saya peroleh. Semoga bermanfaat.


Note : Semoga Seller yang sudah berpengalaman dan bereputasi baik serta para tortoise keeper yang membaca blog ini berkenan memberikan input baik saran mau kritikan yang membangun serta membanggakan demi kelangsungan hidup baby tortoise di dunia, khususnya di Indonesia